Monday, October 09, 2006

Nanas itu...

NANAS,
ternyata cukup ampuh perangi keropos tulang

Hati-hati, lo, dibandingkan laki-laki, wanita lebih berisiko menderita keropos tulang! Dan cerita perihal keropos tulang ini ternyata tidak hanya berkaitan dengan cukup-tidaknya konsumsi kalsium, tapi sangat ditentukan pula oleh efektivitas penyerapannya. Nah, guna menggenjot penyerapan kalsium, minumlah ... jus nenas. Mengapa disarankan jus nenas, mari kita ikuti bahasan berikut.




Tentu ini bukan cuma isapan jempol, tetapi melalui penelitian. Satu di antara 3 wanita berpeluang menderita keropos tulang alias osteoporosis, sementara pada laki-laki hanya 1 di antara 20. "Bakat" keropos tulang pada wanita akan makin nyata setelah menopause atau kasus operasi pengangkatan rahim karena produksi hormon estrogen merosot drastis. Apalagi jika aktivitas fisik dan asupan gizi kurang mendukung.

Keropos tulang mengakibatkan tulang rapuh dan gampang patah. Yang paling banyak ditemukan adalah keropos tulang panggul dan tulang pergelangan tangan, yang ditandai dengan persendian mudah patah. Sekalipun penderitanya lebih jarang, keropos tulang belakang lebih mudah diamati secara fisik. Tulang belakang melengkung, sehingga punggung membungkuk dan perut terdorong ke depan. Pengeroposan mengakibatkan sekat-sekat tulang belakang tidak lagi saling bertumpu dengan kukuh


MENABUNG KALSIUM

Sejak janin dalam kandungan, sel-sel tulang terus bertumbuh bersamaan dengan proses pelapukan sel tua dan aus. Tulang yang sehat memiliki laju pertumbuhan lebih pesat daripada proses pelapukannya. Proses ini berlangsung hingga usia 20 tahun. Setelah itu, laju pertumbuhan tulang berangsur-angsur relatif berimbang dengan proses pelapukannya.

Secara alami, "usia tulang" wanita mulai berkurang pada umur 35 tahun. Kepadatannya menyusut 0,5 - 1 persen per tahun hingga masa menopause. Sepanjang 5 tahun pascamenopause, laju penyusutannya
meningkat menjadi 3 - 5 persen, lalu 1 persen per tahun pada tahun-tahun berikutnya. Pada kasus pengangkatan rahim kemungkinan keropos tulang menjadi lebih besar karena kadar hormon estrogen dalam darah merosot tiba-tiba.

Sekalipun demikian, proses alami pelapukan tulang ini tidak otomatis akan mengakibatkan keropos tulang jika kepadatan tulang kita sebelumnya sudah prima. Untuk itu, sebelum proses pelapukan tulang mulai berlangsung, kita sudah harus rajin menabung kalsium guna memperkukuh struktur tulang. Caranya, dengan cukup mengkonsumsi bahan makanan kaya kalsium.

Sayuran daun hijau dan kacang-kacangan termasuk sumber kalsium yang dianjurkan, termasuk hasil olahan kedelai. Seperti bayam, sawi, daun kacang panjang, daun pepaya, daun singkong, daun labu, daun melinjo, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo alias kacang tunggak, kedelai, tempe, oncom, dan tahu. Sekalipun mudah diperoleh, jali dan wijen nyaris tak pernah diolah di dapur. Padahal, kandungan kalsiumnya sangat tinggi! Lagi pula cita rasanya sangat lezat jika dibuat bubur, nogat, bahkan kue kering.

Menaburkan wijen sangrai ke atas sayuran tumis siap saji dapat menambah gurih sekaligus memperkaya kandungan kalsiumnya. Ikan yang dimakan bersama tulangnya termasuk sumber kalsium yang dapat diandalkan. Seperti ikan teri, rebon, belut, ikan sarden kalengan, ikan pindang duri lunak.

Bahan makanan hewani lainnya yang kaya kalsium adalah susu, kuning telur, dan daging sapi. Sayangnya, jika dikonsumsi berlebihan bahan hewani ini, terutama daging sapi, bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah. Guna menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa menarik deposit kalsium (yang bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Karena itu, sekalipun kaya kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika berlebihan, justru dapat menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah terjadinya keropos tulang.

Meningkatnya ancaman keropos tulang akibat melonjaknya keasaman darah terjadi juga jika kita royal mengkonsumsi gula murni (sukrosa). Baik gula pasir, gula merah, maupun gula yang tersimpan dalam makanan seperti sirup, permen, selai, manisan buah, kue-kue manis, tar berlapis kim mentega (buttercream).


MENGAPA JUS NANAS?

Mencukupi konsumsi kalsium merupakan langkah utama menghindari keropos tulang. Akan tetapi, lantaran simpanan kalsium dalam tulang bisa tercuci karena konsumsi gizi yang salah, maka diperlukan zat pemacu penyerapan kalsium. Dengan demikian, pencucian deposit kalsium relatif tidak akan mengganggu simpanan utama kalsium di dalam tulang.

Karena kandungan protein dan fosfornya yang tinggi, royal makan daging cenderung merangsang terjadinya proses pencucian kalsium. Selain itu, jaringan lunak pada persendian mudah mengalami pengapuran, sehingga sekat penghubung antartulang tidak "berpegangan" secara sempurna. Akibatnya, persendian mudah lepas. Untuk menghindarinya, cukup sediakan satu jenis bahan hewani dalam menu harian, dilengkapi beragam sumber protein nabati.

Kafein, terutama yang terdapat dalam kopi, dapat menghambat penyerapan kalsium. Begitu pula dengan alkohol, zat nikotin dalam asap rokok, dan senyawa garam natrium dalam makanan. Untuk itu, batasi atau hindari konsumsi "bumbu masak" (MSG/monosodium glutamat), soda kue, sendawa, zat pengawet natrium benzoat, dan minuman ringan bersoda (softdrink).

Agar sukses menumpuk kalsium, tingkatkan pula konsumsi bahan makanan pemacu penyerapannya, antara lain vitamin D. Kecukupan konsumsi vitamin D membantu memadatkan sel-sel tulang, sehingga tulang menjadi masif dan kuat. Kecuali ikan mas, belut merupakan bahan makanan murah yang kaya vitamin D. Berjemur di pagi hari selama 10 - 15 menit sebelum pukul 09.00 membantu mengubah simpanan provitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D.

Bagi wanita, memperhatikan konsumsi mineral boron amatlah penting guna memacu penumpukan tabungan kalsium dan menghindarkannya dari proses pencucian. Manfaat lain, boron secara dramatis mampu menggenjot konsentrasi hormon estrogen dalam darah, sehingga membantu mencegah pengeroposan tulang. Kacang-kacangan terutama kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, oncom), buah-buahan (apel, pir, anggur, peach, kismis, kurma), dan madu merupakan sumber boron.

Penelitian terakhir terhadap wanita AS penderita keropos tulang dilakukan oleh Prof. Dr. Jeanne Freeland-Graves dari Universitas Texas. Kesimpulannya, rata-rata kadar mineral mangan dalam darah mereka sangat rendah! Konsentrasinya hanya 2/3 dari kadar normal mangan dalam darah wanita sehat. Setelah diberikan terapi makanan yang cukup mengandung mangan, tubuh mereka berlomba menyerap asupan kalsium hingga dua kali lipat dari biasanya.

Untuk itu, para wanita, khususnya yang rentan keropos tulang, dianjurkan menyukai jus nenas dan meminumnya secara teratur bersamaan dengan upaya mencukupi asupan kalsium. Jus disarankan dibuat menggunakan juicer, bukan blender. Jika diblender, jus perlu disaring. Menurut Profesor Jeanne, dari beragam perlakuan pemberian makanan pemacu penyerapan kalsium, jus nenas terbukti bekerja paling efektif, bahkan melebihi buah nenas segar.

Bagi pemilik "bakat" keropos tulang, konsumsi serat yang tinggi sangat tidak dianjurkan, karena dapat menghambat penimbunan kalsium dalam tulang. Alasan ini sekaligus menjelaskan mengapa jus nenas lebih efektif membantu penyerapan kalsium daripada buah nenas segar. Tak lain karena kadar serat jus nenas sudah jauh berkurang dibandingkan ketika masih dalam bentuk buah segar.

Setelah terpacu dengan adanya mangan dan serat terbatas yang terdapat dalam jus nenas, penyerapan kalsium masih dipacu lagi oleh kandungan vitamin C jus nenas yang lumayan tinggi. Menurut Departemen Makanan dan Gizi, Lembaga Riset Nasional AS, adanya asupan vitamin C berbarengan dengan asupan kalsium dapat meningkatkan penyerapan kalsium 4 kali lipat bahkan lebih!

Jadi, tidaklah mengherankan jika jus nenas dianjurkan diminum teratur bersamaan dengan upaya mencukupi asupan kalsium, guna membantu menangkal keropos tulang. ***

Wied Harry Apriadji
Praktisi gizi dan kuliner

No comments: